"Seharusnya kau tidak boleh melepaskan masker oksigenmu. Ini alat yang membantumu bernafas." Hazel meraih masker itu dan hendak dipasangkan kembali ke wajah Julian. Namun Julian mencegahya. "Aku tidak membutuhkannya ... Obat yang aku butuhkan hanya satu, yaitu kamu!" Julian memegang dagu Hazel, mendorong wajahnya mendekati wajah Hazel dan mengecup bibir wanita itu. Mereka saling berciuman untuk beberapa saat. Sebuah ciuman lembut nan hangat. Julian semakin merapatkan jarak tubuhnya dengan Hazel. Setelah beberapa waktu yang intim, mereka saling menghentikan ciuman. "That's the madicine that I love the most," ujar Julian mengakhiri kalimat sambil mengecup kening Hazel. Hazel tersenyum, matanya berkaca-kaca karena kebahagiaan yang terpancar. "Maukah kau menikah denganku? Menghabiskan sisa umur kita bersama untuk mendidik dan membesarkan Evan dengan penuh cinta?" Deg~ Jantung Hazel berdetak cepat. Ini sangat mendadak dan jauh dari perkiraan. Namun, dari sikap terkejut terselip perasaan bahagia. Yuk ikutan PO Breathless jika ingin tahu seperti apa kisah Julian dan Hazel.