Setiap orang punya nasibnya sendiri-sendiri, termasuk saya. Tidak semua orang mampu menjalani liku-liku kehidupan yang menuntut perjuangan setiap saat seperti yang saya jalani. Petualangan hidup saya dari Indonesia (Lampung dan Jakarta), Swedia (Stockholm), China (Shanghai dan Guangzhou), Netherland (Den Haag), dan Switzerland yang berbeda budaya dan lingkungan menuntutku untuk beradaptasi dengan cepat. Berkat kegigihan dan kemauan kerasku untuk belajar sehingga aku bisa survived dan berintegrasi lebih cepat dari mayoritas orang pada umumnya karena ada motivasi yang sangat kuat. Aku orangnya suka belajar, dari entrepreneur dan bahasa. Hingga saat ini aku bisa menguasai enam bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Swedia, bahasa China, bahasa Arab, dan bahasa Swiss Jerman. Tak ada yang menyangka nasib baik akan membawa perempuan asal Lampung, Sumatra, Indonesia yang lahir dengan nama Al Jurmiah ini sukses di Swiss dengan bisnis kuliner yang dirintisnya bersama suaminya Eric Schreiber. Perjuangan keras yang Mia lalui untuk mengais rezeki dari berjualan daun singkong di Pasar Pagi Rimba Sumatera, dan pindah ke Kantor Bursa Efek Artha Graha Jakarta di tengah persaingan modal membuatnya bertahan dari krisis ekonomi tahun 1998, ketika ia jatuh lagi. Dilema kehidupan pribadinya dengan suami pertamanya di Swedia, pernikahan keduanya di Belanda dan kehidupan barunya dengan suami ketiganya di China (Shanghai-Guangzhou) dan Switzerland membuat penasaran untuk membaca kisahnya.