SEORANG anak kecil yang diperkirakan berusia lima tahun ditemukan tewas di permukiman warga. Kondisi kematiannya sangat mengenaskan. Tangannya terpisah, mata kanannya robek, dan bagian kakinya hampir putus. Seseorang menduga ini perbuatan preman yang mabuk. Namun, beberapa beranggapan ini ulah orang gila. Polisi masih mengusut kasus ini sampai tuntas untuk menemukan siapa pelaku sebenarnya. Orangtua korban menangis histeris dan mengutuk siapa pun pelaku pembunuhan anaknya agar segera ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal. Berita tentang kematian tragis seorang anak kecil ramai disiarkan oleh hampir seluruh stasiun TV. Sembari menonton siaran berita itu, seseorang menuangkan wine pada gelasnya dan bersiul merdu. "Anak kecil itu memang seharusnya pergi dengan cepat. Dia tidak pantas hidup begitu lama karena orangtuanya hanya menyiksanya. Sayang banget, gue lupa video-in teriakan anak kecil itu." Dia tertawa sendiri di dalam apartemen yang gelap di tengah-tengah kota Jakarta. Laki-laki itu masuk ke suatu ruangan, tersenyum senang melihat potret besar yang digantung di dinding. Dirinya berdiri dalam pakaian serba hitam bersama koleksi yang berjejeran di belakangnya. Namanya terukir dalam tinta merah di pojok pigura. Perlahan, dia mendekati sebuah lemari, memasukkan sesuatu ke dalam toples kosong, dan meletakkannya kembali di sana. Ada lima hal yang paling dia suka di dunia ini. Dia menyukai aroma darah. Dia menyukai aroma hujan. Dia menyukai teriakan kesakitan. Dia menyukai anak kecil. Terakhir, dia menyukai wanita. Alora Andreana yakin Agharna D. Angelo bukan sekadar laki-laki dengan paras tampan dan mulut manis yang jadi idaman para mahasiswi. Gara-gara dua teman perempuannya ditemukan terbunuh secara tragis, Alora menaruh curiga pada Agharna. Sayangnya, rasa penasaran justru membawa Alora ke dalam masalah yang lebih besar. Bukan hanya menemukan bahwa Agharna ternyata seorang psikopat, Alora juga membuat laki-laki itu tertarik kepadanya! Kini, alih-alih bernasib mengenaskan seperti korban lainnya, Alora terpaksa menerima takdir bahwa Agharna ingin memilikinya seutuhnya. Dengan kata lain, ia harus menjadi istri seorang psikopat. Mampukah Alora bertahan dengan psikopat seperti Agharna? Apakah gadis itu akan terus berusaha kabur, atau justru berakhir jatuh cinta?