Tragedi 30 September 1965 bukan saja telah menyisakan luka bagi anak bangsa yang terlibat, melainkan juga menimbulkan dendam sejarah yang berkepanjangan. Persoalan tidak selesai begitu saja saat para mantan tahanan politik Gerakan 30 September 1965 dibebaskan setelah ditahan selama hampir 14 tahun. Proses adaptasi pasca-dilepaskan bukanlah hal yang mudah bagi mereka sebab ada memori kolektif yang telah terbangun di masyarakat. Stigmatisasi dan penolakan dari keluarga pun semakin menambah trauma dalam kehidupan mereka seharihari. Ada yang dapat kembali; ada juga yang tidak dapat menerima kenyataan. Buku ini memuat kisah mereka yang kembali dan dikembalikan, yakni eks-tapol yang dilesakkan ke masyarakat usai masa penahanan berakhir, serta cara-cara mereka berproses mengatasi kegamangan itu melalui ikatan-ikatan komunitas dan kesenian.