Buku ini bukan penting dan menarik karena ia adalah sebuah buku tentang LEKRA, seperti dinyatakan penulis Putu Oka Sukanta dalam pengantarnya, Buku ini mendesak untuk dibaca dan dimengerti isinya karena dimensi kesejarahannya. LEKRA disajikan dengan komprehensif sekaligus kompleks, menggantikan wajah hitam-putih yang terlalu banyak dikenakan kepadanya dalam berbagai kajian. Di sini, tegangan-tegangan antara seni, ideologi, politik, dan konteks sosilak didalami, menghasilkan pemahaman baru tentang LEKRA yang jauh daripada sempit sebagai sekadar sayap kebudayaan PK(I), melainkan sebagai sekumpulan agensi kritis, yang berusaha menemukan pijakan yang ajeg di antara kreativitas artistik dan keterlibatan sosial, di tengah panasnya hawa Perang Dingin. Meletakkan LEKRA dalam historisitasnya yang sarat benturan dan kontradiksi ini memungkinkan buku ini untuk tidak melakukan "white-washing" terhadap LEKRA untuk menghindari tanggung jawab sejarah, tetapo juga berhasil memperlihatkan keyakinan dan kesetiaan LEKRA pada visi estetik dan perjuangannya, yang membuatnya tidak ciut untuk berani memikul tanggung jawab historis itu. (Non-Fiction/Sociology/Political)