image description
# 768557
USD 14.00 (Book Not in Ready Stock, will take 45-60 days to source and dispatch)
- +

Dari Privat ke Publik : Kehidupan Seksual di Jawa Awal Abad Ke-20

Author :  Gayung Kasuma (Eds) Reko Pambudi and Kenal Sampurna

Product Details

Country
Indonesia
Publisher
Kendi, Temanggung, Central Java, Indonesia.
ISBN 9786025130359
Format PaperBack
Language Bahasa
Year of Publication 2020
Bib. Info xxvi, 166p. ; 14x20cm.
Product Weight 170 gms.
Shipping Charges(USD)

Product Description

Makna dan fungsi seks bagi masyarakat Jawa dianggap ssuatu esensi yang sesungguhnya adalah sarana reproduksi untuk mendapatkan keturunan pada ruang domestik yang bersifat sakral. Selain tujuan esensial itu, seks sekaligus dinikmati dan diritualisasi sebagai sarana penikmatan hidup, menyimpan tujuan-tujuan yang bersifat hedonistik serta dapat juga melahirkan gejala anormatif. Maka tidak mengherankan jika dalam iklan pada surat kabar awal abad ke-20 di Jawa muncul berbagai tawaran obat kuat, minuman, dan minyak yang berhubungan dengan kebutuhan seksualitas tersebut. Apresiasi masyarakat terhadap iklan merupakan alat komunikasi yang khas sekaligus merefleksikan suatu perkembangan dan pergeseran makna seks bagi masyarakat kota dan pendukungnya. Tidak hanya sebatas iklan saja, melainkan gejala anormatif juga terjadi di masyarakat Jawa yang berupa pelacuran, pergundikan, nyai, pengguguran kandungan dan penyakit kelamin. Politik liberal dan masuknya kapitalisme di Jawa abad ke-20 tidak memakmurkan masyarakat secara keseluruhan. Kesejahteraan yang tidak dapat dinikmati oleh kalangan tertentu berdampak pada gejolak sosial. Akibat terdesak secara ekonomi, ada yang menjadi pencuri, pelacur, serta banyak keluarga pribumi yang mempunyai anak wanita secara tidak langsung menjualnya kepada laki-laki Belanda untuk dijadikan gundik atau nyai. Keberadaan gundik atau nyai bagi orang Eropa lebih menguntungkan dibandingkan pergi ke tempat prostitusi. Sisi lainnya yang mendorong tindakan pergundikan dan prostitusi tersebut disebabkan pada masa itu permintaan pelayanan seks meningkat sejak kedatangan laki-laki Belanda yang tanpa istri atau belum menikah ke pulau Jawa.

Product added to Cart
Copied