"Hidup seorang Dago Kalingga begitu gelap, mulai mengonsumsi minuman keras, ..clubbing,.. Sampai dunia malam bersama perempuan seksi. Ya, semuanya menjadi makanan seolah-olah kebutuhan pokok hidupnya. Apa itu cinta? Semua perempuan hanya mainan,” Begitulah cara berpikir Dago. Hingga suatu ketika, pertemuan dengan seorang Shireena Mentari, membuat cara pandang Dago terhadap cinta, berubah. Tenyata, cinta tak sejahat yang ia kira. Sayangnya, “dunia gelap” Dago harus membuat Mentari berpikir ulang apakah hubungan ini bisa berlanjut atau justru menjadi masalah ke depannya dan akan menyakit keduanya. Cinta iku tak berlogika, iya benar. Tapi, cinta tanpa logika, hati yang akan tersakiti, Sekarang tinggal memilih, jatuh lalu bangkit dengan cinta dan begitu terus-menerus atau lepaskan, tapi kehilangan cinta?"