Wayang Krucil merupakan wayang berbahan kayu yang berkembang di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang tumbuh di sepanjang aliran sungai-sungai besar di kedua provinsi tersebut. Cerita Panji, Babad Majapahit, Kisah Menak, Kisah Babad Tanah Jawi hingga kisah era kolonialisme menjadi cerita utama dari wayang Krucil. Wayang Krucil tumbuh dalam kultur agraris yang berkembang di luar kontrol keraton, sehingga karakter tokoh, cerita hingga format pergelarannya berbeda di masing-masing wilayah. Wayang Krucil di Kediri atau Nganjuk memiliki ciri dan karakter yang berbeda dengan wayang Krucil yang berkembang di Ngawi, Bojonegoro atau Tuban. Ciri dan karakter yang berbeda tersebut yang menyebabkan nama dan jenis wayang yang digunakan juga berbeda, maka lahirlah istilah wayang Krucil, wayang Klitik, wayang Timplong, wayang Gandrung hingga wayang Songsong yang merujuk pada bentuk yang serupa. Buku ini membahas sejarah, karakter dan ciri khas wayang Krucil di Jawa Timur dari sudut etnografi. Buku ini juga membahas beberapa wayang Krucil yang tidak lagi dipergelarkan atau disembunyikan, karena unsur sakralitasnya.