Country | |
Publisher | |
ISBN | 9786235635552 |
Format | PaperBack |
Language | Bahasa |
Year of Publication | 2022 |
Bib. Info | xviii, 322p. ; 24cm. |
Categories | Religion - Islam |
Product Weight | 450 gms. |
Shipping Charges(USD) |
Kajian Said Romadlan ini merupakan hasil penelitian cukup panjang yang mencoba membaca Muhammadiyah dan gerakan Islam lainnya mulai dari masa lalu hingga kini dalam konteks moderasi beragama. Hasilnya sangat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian tersebut, terlihat konsistensi Muhammadiyah mengawal moderasi beragama. Bagi saya, sebagai salah satu pelaku dalam gerakan Muhammadiyah, menjaga konsistensi itulah hal yang terberat. Namun, dengan kedewasaan sikap dan kematangan struktur yang dimiliki Muhammadiyah, hal tersebut dapat dijalani dengan baik, tanpa mencederai internal Muhammadiyah. Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Buku ini berisi pandangan segar dari seorang doktor ilmu komunikasi yang lama bergulat di dunia tertentu. Said Romadlan berhasil keluar dari jebakan studi-studi klasik atau cara memperlakukan suatu obyek penting berdasar asumsi-asumsi lama. Ia terus membongkar antara ayat, ajaran, interpretasi, praktik, dan daya dorong media baru. Said mencoba melihat sekelilingnya dengan jernih. Nilai heurestik studi ini pasti akan memancing studi-studi baru dengan posisi peneliti yang berbeda. Selamat memoderasi sidang pembaca yang mulia. Effendi Gazali, M.Si, MPS ID, Ph.D. (Peneliti Komunikasi Politik, lulusan UI dan Cornell University) Buku ini menemukan momentum sangat tepat karena moderasi dan deradikalisasi menjadi isu hangat dalam perbincangan kontemporer. Isinya bukan semata menyuguhkan fakta-fakta yang komprehensif, tetapi juga analisinya yang mendalam. Relasi ide dan Gerakan dalam konteks Indonesia yang disorot dengan tajam juga menjadi kekuatan tersendiri dari buku ini. Prof. Syafiq A. Mughni, PhD. (Ketua PP Muhammadiya, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya) “Fokus kajian buku ini adalah penafsiran teks (ayat/nash) kitab suci (Al-Quran). Penafsiran bukan hanya menghasilkan simpulan yang berbeda di antara para penafsir, tetapi juga mendorong terjadinya perbedaan dalam bersikap dan bertindak atas apa yang menjadi obyek penafsiran. Kata lainnya, penafsiran atas teks atau nash itulah yang menjadi sumber perbedaan, kalua tidak hendak dikatakan sumber masalah. Hendak dibawa kea rah mana hasil penafsiran terpulang kepada kepentingan masing-masing penafsir. Oleh karenanya, dapat dipahami jika terdapat perbedaan antara Muhammadiyah dan NU dalam menarik kesimpulan pascapenafsiran teks yang berkenan dengan tiga tema: bentuk negara, jihad, dan toleransi terhadap nonmuslim. Seperti apa perbedaannya, alangkah baiknya jika Anda tuntaskan membaca buku ini.” Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si. (Professor Ilmu Komunikasi FISIP UI Depok).