Naskah Durr al-Nafis fi Bayan Wa?dah al-Af’al wa al-Asma wa al-?ifat wa al-Zat al-Taqdis adalah magnum opus Muhammad Nafis al-Banjari (w. 1812). Naskah ini adalah koleksi Museum Si Ginjai Provinsi Jambi. Naskah dikaji secara filologis agar dapat menyajikan alih aksara yang keterbacaannya lebih dekat kepada pembaca. Pada kolofonnya menyebutkan bahwa Nafis al-Banjari menulisnya pada tahun 1200 H (1786 M), yang kemudian disalin oleh Muhammad Hasyim bin ‘Abd al-Rahman pada 1301 H (1884 M). Naskah ditulis dalam Bahasa Melayu dengan aksara Arab atas permintaan beberapa muridnya yang ingin terhindar dari syirik dan ujub dalam beribadah. Durr al-Nafis merupakan karya yang termasuk dalam Ilmu Tasawuf, yang berupaya memahami hakikat hubungan Tuhan dan makhluk. Menurut Nafis al-Banjari, perbuatan yang merusak salik (seorang murid yang mempelajari tasawuf dengan guru) dalam beribadah adalah malas, tergoda kehidupan duniawi, dan mudah bosan. Oleh karena itu, Nafis al-Banjari mengajarkan bahwa agar istikamah dalam beribadah, salik harus meyakini bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah bersumber dari Allah Ta’ala. Segala yang wujud selain Allah adalah khayal atau wahm (sangkaan) belaka. Kemudian, Nafis al-Banjari menjelaskan secara detail tau?id al-af'al, tau?id al-asma, tau?id as-?ifat, dan tau?id al-zat, dalam upaya manusia terhindar dari syirik.

1. Manuskrip I. Ali Muzakir II. Perpustakaan Nasional