Menulis buku psikologi sastra sangat menarik buat saya. Pertama, psikologi sastra merupakan mata kuliah yang pertama kali saya ampu saat menjadi dosen. Kedua, sejak saya mengampu mata kuliah itu, saya jadi lebih suka memperhatikan diri sendiri dan orang lain. Saya jadi lebih suka memperhatikan sikap, sifat, tingkah laku kebiasaan, pikiran, perasaan, kelebihan, dan kekurangan diri sendiri maupun orang lain. Saya menjadi lebih rajin mendengar orang-orang yang mampu memberi motivasi dan inspirasi, seperti ceramah Bang Imajuddin, Anwar Sanusi, A.A. Gym, Yusuf Mansyur, Mario Teguh, dan Ary Ginanjar. Saya suka membaca buku-buku kepribadian, motivasi, inspiratif, seperti buku karya-karya Ibrahim Elfiky, Ippho Santosa, atau Ary Ginanjar. Saya tidak perduli bagaimana mereka sekarang, asal yang mereka katakan dan mereka tulis baik, akan saya ikuti. Ketiga, saya jadi lebih suka membaca karya-karya sastra dan memperhatikan kandungan dan pesan psikologis yang ada di dalamnya terutama bagaimana kepribadian tokoh-tokohnya. Saya menjadi lebih menyukai karya-karya sastra yang edukatif dibandingkan karya sastra yang hanya mengejar nilai kesastraan belaka, tetapi di dalamnya mengandung nilai yang bisa merusak karakter seseorang. Melalui psikologi sastra, antara lain, jadilah saya seperti sekarang ini. Semoga buku ini ada bermanfaat buat pembaca.